Hal
inilah yang mrmbuat Muhammad Aditya Firdaus khawatir atas posisi orang
tuanya H. Dadang M Fuad sebagai Kepala Kantor Pertanahan Kota Depok. Dia
khawatir orangtuanya khilaf dan melakukan tindak korupsi, hanya karena
untuk membahagiakan anak dan keluarganya. Sampai-sampai Aditya Firdaus
sempat melontarkan kata-kata ke ayahnya “Saya nggak mau kenal bapa lagi kalau bapak korupsi”.
“Kekhawatiran yang membuat saya haru bercampur bangga", terhadap anak saya ini”, ungkap Dadang kepada Forum Kota Digital
di sela kesibukan di ruang kerjanya. Hal itu jelas menjadi therapi bagi
Dadang yang memang dalam posisinya rentan dengan prilaku korup.
Walau
nampak sepele, sungguh ini merupakan hal yang luar biasa. Betapa tidak,
gengsi keluarga untuk hidup mewah merupakan salah satu sebab utama
mendorong orang melakukan tindak korupsi. Terlebih seorang Dadang yang
mana dia Kepala Kantor Pertanahan. Jelas ruang untuk itu (korupsi-red) sangatlah longgar.
Dadang
M Fuad sangat bersyukur, karena tak ada tuntutan apa lagi rongrongan
dari keluarganya hingga dia harus neko-neko dalam tugas negaranya.
Mengenai Firdaus, Dadang sedikit menjelaskan, menjelaskan, memang Aditya
Firdaus putera keduanya itu memiliki sifat kepedulian sosial yang
cukup, ditambah lagi, walau baru kelas 3 SLTA, nampaknya anak laki-laki
nya yang bersekolah di SMA Negeri 5 Bandung itu memiliki jiwa pergerakan
seperti ayahnya. Dadang meraba, sepertinya sifat sosial yang dimiliki
anaknya itu turunan dari sifat kakeknya yang kritis dan peduli terhadap
permasalahan sosial.
Bukan
cuma itu, ada satu peristiwa yang juga terngiang di benak Dadang.
Dimana satu ketika saat Dadang berkeliling bersama anaknya menggunakan
mobil Honda Jaz, kemudian mereka mengisi bensin Honda Jaz-nya itu.
Seperti biasanya,
Dadang
masuk jalur pompa bensin premium, namun sekonyong-konyong Firdaus yang
berada di sebelah ayahnya itu bertanya, “Mengapa pake premium pa.....,
kan seharusnya pertamax....? Dadang setengah gelagapan mendengar
pertanyaan anaknya itu. Belum lagi sang ayah sempat menjawab pertanyaan
anaknya itu,
Firdaus sudah menyodok satu kalimat lagi.. “Kalau pertamax papa anggap mahal, biar belinya pake uang jatah aku aja”, katanya.
Kembali Dadang mendapat kebahagiaan yang demikian menggelitik dari anaknya.
Kembali Dadang mendapat kebahagiaan yang demikian menggelitik dari anaknya.
Pertama
anaknya takut dan tak mau kenal bapaknya kalau sampe bapaknya melakukan
tindak korupsi, kedua masalah pengisian bahan bakar pertamax yang harus
digunakan untuk kendaraan ayahnya, bukan premium. Jelas Firdaus sungguh
menginginkan nilai-nilai kesadaran untuk berlaku proporsional
dilakukan, paling tidak di lingkungan keluarganya.
Menanggapi
sikap anaknya itu, Dadang merasa bangga, karena memang dia menginginkan
anaknya memiliki sifat dan sikap yang demikian. Pola hidup yang ngga
neko-neko yang dilakukan ayahnya ternyata sudah tertular oleh sang anak.
Terkait dengan mental keseharian, jelas hal itu berpengaruh dengan pola kerja. Kantor Pertanahan Kota Depok yang dipimpinnya saat ini, memang terbilang mengalami peningkatan pelayanan yang signifikan Paling tidak ini dikarenakan oleh pengolahan nilai-nilai filosofi kerja Dadang dilingkungan kerjanya. Kaitan dengan prinsip pertanahan, Dadang berharap agar tanah memiliki azas kebermanfaatan bagi kesejahteraan masyarakat hingga masyarakat mendapatkan haknya dengan baik atas tanah yang dimilikinya. ( endro gempar )
Terkait dengan mental keseharian, jelas hal itu berpengaruh dengan pola kerja. Kantor Pertanahan Kota Depok yang dipimpinnya saat ini, memang terbilang mengalami peningkatan pelayanan yang signifikan Paling tidak ini dikarenakan oleh pengolahan nilai-nilai filosofi kerja Dadang dilingkungan kerjanya. Kaitan dengan prinsip pertanahan, Dadang berharap agar tanah memiliki azas kebermanfaatan bagi kesejahteraan masyarakat hingga masyarakat mendapatkan haknya dengan baik atas tanah yang dimilikinya. ( endro gempar )