FKD, 17/5/20, - Tidak ada yang tahu, sampai kapan pandemi
virus corona Covid-19 akan berlangsung dan membatasi ruang gerak serta
interaksi masyarakat dunia.
Alih-alih terus bertahan dengan tetap tinggal
di rumah, kini banyak pihak sudah mulai memikirkan cara baru untuk bisa
beraktivitas dengan optimal, namun tetap aman dari infeksi virus corona.
Hal ini penting untuk dipertimbangkan,
karena jika terus-menerus berada di rumah, maka akan banyak sektor yang turut
terdampak, terutama sektor ekonomi.
Namun, meski sudah dimungkinkan untuk
kembali beraktivitas dari luar rumah, tetap saja ada beragam protokol kesehatan
dan aturan yang ditaati demi keamanan bersama.
Seperti misalnya melihat berapa usia yang dibolehkan
untuk beraktivitas di luar rumah saat masa pandemi, yakni di bawah 45 tahun
sebagaimana disampaikan pemerintah.
Selain itu, ada pula sejumlah upaya
preventif yang tidak boleh ditinggalkan di mana pun kita saat meninggalkan
rumah.
Ahli Epidemiologi Griffith University
Australia Dicky Budiman memberikan sejumlah tips bagi kita semua saat berada di
ruang publik, khususnya di dalam kendaraan umum dengan ruang terbatas dan di
pusat perbelanjaan.
Kendaraan umum
Transportasi publik menjadi salah satu
fasilitas yang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari,
mulai dari pergi ke kantor, pasar, bandara, stasiun, dan sebagainya. Di
tempat-tempat tersebut juga memungkinkan berkumpulnya orang dalam jumlah
banyak.
Untuk itu, masyarakat harus terus menjaga
diri agar aman dan terhindar dari virus corona selama berada di kendaraan umum,
apapun itu, baik bus, kereta, pesawat, dan sebagainya.
Tips yang diberikan Dicky berikut
sebenarnya sederhana dan sudah berulang kali mungkin kita terima di masa
pandemi ini.
Namun, itulah upaya-upaya yang saat ini
bisa kita lakukan.
"Selalu menggunakan masker di mana
pun, termasuk di sarana transportasi publik. Jaga jaraknya, kontaknya
diminimalisir antar-orang," kata Dicky dalam video pendek yang diterima
Kompas.com, Minggu (17/5/2020).
Dicky mengatakan, selalu upayakan agar kita
berada berjauhan dengan penumpang lain, setidaknya 2 meter. Namun jika tidak
memungkinkan, duduk atau berdirilah sesuai dengan titik atau bangku yang sudah
diatur sedemikian rupa.
Selain dari pihak masyarakat sebagai
penumpang, pihak penyedia layanan transportasi umum dan pemerintah juga
memiliki kontribusi penting dalam mengamankan penumpang dari Covid-19.
"Di transportasi publik ini perlu juga
disiapkan oleh pemerintah, misalnya posisi-posisi, pengingat-pengingat (simbol
atau poster) harus menjaga jarak. Selain posisi duduk juga diupayakan harus berjauhan,"
jelas Dicky.
Pusat perbelanjaan
Selain di kendaraan umum, pusat
perbelanjaan juga menjadi tempat yang sering dituju masyarakat untuk
mendapatkan kebutuhan sehari-hari.
Di sana, masyarakat sebagai konsumen akan
banyak bertemu dengan banyak orang lain yang juga pergi berbelanja maupun
petugas atau karyawan yang bekerja di sana.
Untuk itu, jaga jarak dan penggunaan masker
hukumnya tetap menjadi suatu keharusan bagi semua pihak, tak terkecuali.
Namun di samping itu, Dicky menyarankan
pihak pengelola pusat perbelanjaan untuk menyediakan cairan pencuci tangan di
berbagai titik.
Selanjutnya, pengelola juga diimbau untuk
membuat alur bergerak para konsumen seperti untuk masuk, keluar, juga berdiri
menunggu antrean.
"Pintu masuknya harus (diatur), jadi
ada masuk dan keluar. Jadi dibantu dengan adanya arah petunjuk (misalya stiker
lantai) untuk pengunjun," kata Dicky.
Pengaturan alur semacam ini bisa
meminimalisir terjadinya kerumunan atau terpusatnya pengunjung di satu titik
yang sama, sehingga bisa menyebabkan terjadinya penularan virus.
"Pesan penting yang ingin saya
sampaikan dalam kesempatan ini adalah saya imbau kita semua, setiap diri kita,
masyarakat mulai membiasakan untuk mengubah pola keseharian dibanding masa-masa
sebelumnya," sebut Dicky.
"Biasakan cuci tangan, biasakan jaga
jarak fisik 2 meter, dan biasakan jauhi kerumunan, dan biasakan memakai masker
non-medis," lanjutnya.
Semua upaya itu akan membantu kita semua
melalui pandemi Covid-19 hingga nanti akhirnya para ilmuwan berhasil menemukan
vaksin yang efektif untuk menangani virus ini.
"Jangan lemah, jangan lengah" tutup
Dicky.