Forum KOTA Digital, 27.02.21, Balai
Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut Gunung
Merapi mengeluarkan
awan panas guguran 22 kali pada Rabu (27/1).
"Awan
panas 22 kali, amplitudo maksimal 60 mm, durasi 197 detik," kata
petugas pengamat Gunung Merapi BPPTKG Heru Suparwaka, dalam
keterangan tertulisnya, Rabu (27/1).
"Estimasi
jarak maksimum 1600 meter ke arah barat daya (hulu Krasak dan Boyong), tinggi
kolom teramati tersapu angin kencang dari Barat ke Timur rata puncak,"
lanjutnya.
Dia
menambahkan, "Guguran teramati 4 kali dengan jarak luncur maksimum 800
meter, arah barat daya (Kali Krasak, Boyong)'.
Untuk
statusnya, Heru menyebut Gunung Merapi masih "Level III
(Siaga)". Meskipun, kata dia, status itu bisa ditinjau kembali jika ada peningkatan
aktivitas yang signifikan.
Ia
pun merekomendasikan agar Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang,
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten untuk melakukan upaya - upaya
mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Merapi.
"Masyarakat
diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik tersebut,"
lanjutnya.
Contohnya,
awan panas pada pukul 6.03 WIB awan panas guguran. Pada seismogram, awan
panas ini tercatat memiliki amplitudo 40 mm dan durasi 83 detik.
Tinggi kolom tersapu angin ke arah Timur, dengan estimasi jarak luncur 800
meter ke arah barat daya.
Kedua,
pukul 6:08 WIB, awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 43
mm dan durasi 111 detik. Tinggi kolom tersapu angin ke lereng arah Timur.
Estimasi
jarak luncur 1000 meter ke arah barat daya, yakni ke hulu Kali Krasak dan
Boyong.
Heru melanjutkan kondisi
cuaca di merapi saat ini angin bertiup lemah, sedang, hingga kencang ke arah
timur dan tenggara. Suhu udara 20-26 °C, kelembaban udara 63-86 %, dan tekanan
udara 567-686 mmHg.
"Visual
Gunung kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna
putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20 m di atas puncak
kawah," imbuh dia.